www.porntv.plus

articleAgriculture The Future Of Farming Technology - Data Sains Inteknova

11 Februari 2021by dsi_admin0

Agriculture 4.01 Indonesia akan menghadapi ancaman besar yang bernama krisis pertanian,penyebabnya karena KIRIS JUMLAH PETANI, ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIANdan URBANISASIyang tinggi.

KRISIS JUMLAH PETANI

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam kurun waktu hampir 30 tahun terakhir, sokongan sektor pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) terus menurun.Tercatat sejak tahun 1990-2018 kontribusi pertanian terhadap PDB turun drastis dari 22,09% menjadi sekitar 13%. Serapan tenaga kerja untuk sektor ini juga turun tajam dari 55,3% menjadi 31% pada periode yang sama.

Ketika ekonomi Indonesia mencatatkan pertumbuhan 5% dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pertumbuhan sektor pertanian hanya mampu mencapai angka 3%.Sektor pertanian Indonesia terancam terkontraksi karena krisis petani. Indonesia diprediksi mengalami krisis jumlah petani dalam kurun waktu 10-15 tahun mendatang. Alih generasi sektor pertanian kepada kaum milenial menjadi perhatian serius. Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria menyebut rata-rata petani saat ini berusia 47 tahun ke atas “Petani Indonesia akan menjadi krisis pada 10-15 tahun mendatang,” kata Arif usai bertemu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Senin (11/11/2019).

Data BPS menunjukkan, jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan terus menurun jumlahnya. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir saja jumlah pekerja di sektor pertanian turun dari 33% menjadi 29%Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan persoalan margin di sektor pertanian membuat orang menjadi tak tertarik berbisnis di sektor ini. “Nilai Tukar Petani (NTP) subsektor tanaman pangan dalam beberapa tahun ini selalu tipis di atas angka 100 bahkan sering di bawah 100. Statistik tersebut menunjukkan bahwa subsektor tanaman pangan saat ini sebenarnya kurang prospektif.” Tulis Agus Dwi Nugroho, peneliti di Pusat Kajian Kedaulatan Pertanian (PAKTA) Fakultas Pertanian UGM dalam tulisannya di detikNews.

Selain masalah margin, upah buruh di sektor pertanian juga tergolong rendah dan bahkan terendah dibandingkan dengan upah buruh di sektor lainnya. Mengutip data Sakernas Agustus 2019, upah buruh di sektor pertanian per bulan rata-rata Rp 2.031.206 jauh lebih rendah dibanding upahburuh di sektor lainnya.

ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN

Masalah kedua yang dihadapi sektor pertanian tanah air yaitu alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman maupun kawasan industri. Menurut Agus Dwi Nugroho Indonesia terancam darurat lahan pangan.Data Kementerian ATR/BPN menunjukkan pada 2018 luas baku sawah di Indonesia tinggal 7,1 juta hektar (ha) atau turun dibandingkan 2013 yang masih 7,75 juta ha.

Pada sisi lain, upaya pemerintah melalui Kementerian Pertanian untuk program cetak sawah hanya mampu menghasilkan sekitar 60 ribu ha sawah tiap tahunnya. Dengan begitu, Indonesia mengalami defisit sawah hampir sekitar 350 ribu ha selama 5 tahun terakhir.Alih fungsi sawah menyebabkan potensi kehilangan pangan yang tinggi tiap tahunnya akibat berkurangnyaluas tanam.

Apabila diasumsikan produktivitas padi nasional adalah 5 ton per ha, maka Indonesia telah kehilangan minimal sekitar 350 ribu ton gabah per musim tanam akibat alih fungsi sawah.Kondisi tersebut nantinya akan memperkuat pendapat Malthus bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat daripada pertambahan bahan makanan.

Akibatnya, Indonesia di masa depan akan mengalami kekurangan pangan seiring dengan pertumbuhan penduduk yang cepat, dan solusi yang harus dilakukan adalah meningkatkan kuantitas impor pangan. Hal ini pada jangka panjang akan mengganggu kedaulatan pangan maupun kedaulatan nasional karena semakin besarnya ketergantungan pada negara lain.

URBANISASI

Faktor lain yang juga membuat Indonesia darurat pertanian adalah, urbanisasi. Urbanisasi memang dapat mendongkrak perekonomian. Namun urbanisasi yang tinggi punya konsekuensi terhadap pertanian. Banyak orang meninggalkan desa untuk mengundi nasib ke kota.Laju urbanisasi Indonesia tergolong sangat pesat.

Pada 2007 penduduk Indonesia tinggal diperkotaantercatat sebesar 47,54%, namun sepuluh tahun kemudian penduduk Indonesia yang tinggal di wilayah perkotaan sudah mencapai 54,66%

Memang salah satu upaya yang dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan pangan di perkotaan adalah dengan adanya urban farming. Namun hingga saat ini ketika berbicara masalah skala jelas tidak sebesar pertanian konvensional.

Urban farming juga masih dianggap sebagai gaya hidup ketimbang sebagai sesuatu yang urgen. Belum lagi lahan di perkotaan yang kosong banyak yang dikonversi menjadi kawasan hunian maupun industri. Jadi memang tak bisa dipungkiri Indonesia darurat pertanian.

SOLUSI UNTUK MENANGANI KRISIS PERTANIAN

Untuk menangani semua masalah di atas, maka PT. Data Sains Inteknova (DSI) mencetuskan sebuah solusi dengan mengembangkan sebuah produkdi bidang pertanian dan peternakan yang mengedepankan pada fungsi presisi berbasis data, sistem otomasi, inovasi dalam rantai pasokan, hingga ketertelusuran dan keamanan pangan.

Karakteristik teknologi tersebut menerapkanplatform Agriculture 4.0 yang ditandai dengan proses produksi yang mandiri menggunakan perangkat sensor, Internet of Things (IoT), machine learning, kendali jarak jauhmelalui internet, cloud serverdan big data.

Saat ini produktersebut sudah dikembangkan &diuji coba di workshop DSI.Untuk melakukan pengujian lebih lanjut,pihak DSI akan bekerjasama dengan IPB University yang dikoordinir oleh Profesor Dr Agr Asep Gunawan, SPt MSc dan pihak lain yang terkait.Produk yang dikembangkan DSI diharapkan bisamengurangikrisis pertanian dengan solusi sbb :

  1. Krisis jumlah petani Mengingat produk tersebut bisa beroperasi secara mandiri, mudah digunakan oleh siapapun dan harganyarelatif terjangkau, maka akan meningkatkan minat masyarakat untuk bertani dan beternak, terutama generasi milenial yang tidak mau repot bertani/beternak dan tidak memiliki kompetensi yang cukup
  2. Alih fungsi lahan Produk yang dikembangkan DSI tidak memerlukan lahan yang luas dan bisa diimplementasikan dimanapun,sehingga keterbatasan lahan tidak menjadi hambatan masyarakatIndonesia untuk bertani dan beternak
  3. Urbanisasi Produk ini akan mengurangi urbanisasi karena masyarakat yang tinggal di desa memiliki potensi pendapatan dari sektor pertanian dan peternakan, sehingga mereka tidak harus pergi ke kota untuk mencari pekerjaan

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai produk ini, bisa menghubungi pihak DSI melalui email marketing@datasains.co.iddan telp 021-82740286

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

https://datasains.co.id/wp-content/uploads/2022/11/Logo-Footer.png
Digitize and Grow Your Business Together with DataSains
Increase efficiency, productivity and business perfomance with product & services that have been used by world-class business in indonesia.
Contact Info

Grand Galaxy City Blok RGN 12
Jalan Pulo Sirih Barat Raya, Jakasetia, Bekasi Selatan
(021) 82740286

Jl. Pemuda No. 65 Rawamangun
Jakarta Timur 13220
(021) 82740286

info@datasains.co.id
marketing@datasains.co.id

Discover More

Copyright by PT. DATA SAINS INTEKNOVA. All rights reserved.

Open chat
Hello, how can I help you?
Hello, how can I help you?